Produksi keramik nasional pada tahun ini diproyeksikan menembus angka 2019 atau sebelum pandemi.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki), Edy Suyanto mengatakan perkiraan volume produksi pada tahun ini sebesar 410 juta m2 atau tumbuh 33 persen dibandingkan dengan tahun lalu, yakni 308 juta m2. Adapun,

jika dibandingkan dengan 2019, proyeksi tahun ini tumbuh 17,47 persen. Jika angka itu tercapai maka Indonesia berpotensi memperbaiki peringkat produksi terbesar dunia menjadi rangking 6 atau 7.

Proyeksi pertumbuhan itu seiring dengan kinerja utilisasi produksi nasional industri keramik yang kembali meningkat seiring pelonggaran PPKM.

"Mulai September lalu utilisasi meningkat ke 80 persen dan proyeksi Asaki untuk utilisasi industri keramik kuartal empat ini juga akan bertahan di level tersebut," kata Edy kepada Bisnis pada Minggu (7/11/2021).

Sementara itu, rata-rata utilisasi produksi nasional sepanjang tahun ini diperkirakan berkisar 75 persen hingga 76 persen. Edy menyebut angka tersebut menjadi yang tertinggi sejak 2014 setelah pada tahun lalu merosot ke angka 56 persen.

Tahun depan pihaknya menargetkan tingkat utilisasi nasional berada di level 80 persen.

"Key driver meningkatnya tingkat utilisasi produksi Asaki adalah membaiknya daya saing industri keramik setelah mendapatkan stimulus harga gas US$6/MMbtu," kata Edy.

Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, kapasitas produksi terpakai atau utilisasi industri pada triwulan III/2021 sebesar 73,30 persen, turun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 75,33 persen. Meski demikian, utilisasi pada kuartal III/2021 masih lebih tinggi dari periode yang salam 2020 yakni 71,77 persen.

Adapun menurut catatan Kementerian Perindustrian, rata-rata utilisasi industri sepanjang tahun ini yakni 76,30 persen, dengan 64,10 persen pada Agustus dan 66,80 persen pada September.

Sumber : https://ekonomi.bisnis.com